Saturday, March 17, 2018

Stok Makanan

Saya adalah seorang ibu rumah tangga tanpa penghasilan, otomatis semua keuangan rumah tangga berasal dari suami yang memberikannya ke saya dengan harapan akan dipergunakan sebijaksana mungkin. Tentu saja mengatur uang belanja ini agak sedikit tricky ya, karena kita harus mengerti mana keinginan dan mana kebutuhan, apalagi dengan tiga orang anak-anak kami. Yang paling bisa dihemat menurut saya adalah dari segi makanan. Sebisa mungkin jangan ada makanan yang dibuang.

Dulu, waktu masih punya anak 2, saya rajin seminggu sekali ke pasar untuk belanja bahan makanan seminggu dengan harga lebih murah, tapi setelah punya tiga anak, rasanya repot sekali, dan saya lebih memilih untuk belanja di warung dekat rumah atau membeli sayur masak saja. Tapi, saya sebenarnya lebih suka punya stok bahan makanan di kulkas, jadi lebih cepat kalau mau masak. Belanja dalam jumlah banyak juga bisa jadi lebih murah kalau dihitung-hitung. Kalau sekarang stok makanan emergency di kulkas palingan cuma telur sama mie instan. Hahaha.

Selain menghemat uang, punya stok makanan juga menghemat waktu memasak, karena tinggal dikeluarkan dari kulkas dan langsung dimasak aja. Kalau sekarang, cara saya menghemat waktu memasak adalah dengan menyiapkan makanan dan bumbu masak satu malam sebelumnya, jadi besoknya tinggal masak aja. 

Menu yang akan dimasak : Tumis kangkung, cumi goreng tepung, sambal


Cara lain menghemat uang belanja juga bisa dengan menanam sayur mayur di rumah, jadi gak perlu beli. Kalau ini masih jadi impian saya, sejauh ini baru berhasil panen cabe rawit aja. Kalau yang lain-lain belum sempat. Urusin anak tiga sama suami dan rumah aja dah sibuk, nanti dululah kalau untuk tanam-menanam. Hehe. Tapi, Insya Allah. Masih punya keinginan kok untuk mewujudkannya. Doa'in ya.

Thursday, March 1, 2018

Lihat Kebunku

Dulu, waktu masih gadis, saya sering berpikir tentang bagaimana keadaan rumah saya nantinya jika saya menikah. Bukan apa-apa, karena saya dulu tidak hobi bertanam bunga, malah saya berpikir bahwa tangan saya ini panas, alias kalau menanam bunga pasti bunganya mati. Hahaha, jadi saya pikir nantinya kalau saya menikah pasti halaman rumah saya gersang karena gak ada tumbuhannya.

Ternyata tidak. Dulu itu, ya karena saya tidak pernah merawat tanaman setelah ditanam, menyiramnya saja sering lupa, makanya tanamannya mati, jadi bukan karena tangannya panas. Buktinya sekarang di halaman rumah lumayan banyak kok tanamannya, sebagian ditanam almh.mertua dan sebagian lagi saya yang menanam sendiri. Alhamdulillah, hidup mereka. Hehehe. 













Beberapa tanaman itu saya tidak tahu namanya. Pinginnya saya di halaman kecil itu, nantinya akan diisi tumbuhan-tumbuhan yang bisa diambil manfaatnya. Sejauh ini, saya baru bisa menikmati panen cabe rawit sekali-sekali. Ada sambiloto yang disuruh tanam sama mertua, tapi belum pernah diambil untuk obat sih. Kalau lidah buaya, baru beberapa hari yang lalu ditanam, rencanya kalau sudah besar, bisa diambil gelnya untuk kulit. Bismillah ya. Insya Allah. Aamiin, mudah-mudahan terkabul.