Monday, July 8, 2019

Menu hari ini

Hari ini Fahira, anak pertama saya yang naik kelas 5 SD minta dimasakin ayam gulai. Jadi hari ini menu yang saya masak adalah ayam gulai, sambal ikan teri kentang, tahu goreng, tumis sawi hijau dan kerupuk ubi.


Resep ayam gulai ala saya :

1/2 kg ayam, dipotong-potong dan diberi perasan 1/2 bh jeruk nipis
500 ml santan

Saturday, July 6, 2019

Ikan Sambal

Seperti orang Indonesia pada umumnya, keluarga saya adalah penyuka sambal. Ikan, udang, ayam dan daging lebih disukai untuk jadi lauk peneman makan nasi jika dimasak dengan sambal. Ikan dan lauk lainnya yang dimasak sambal akan lebih cepat habisnya dibandingkan yang dimasak gulai misalnya.


Misalnya menu makanan kami hari ini. Ikan tongkol sambal, tempe goreng tepung dan bayam rebus. Sederhana saja dan mudah dibuat. Syukurnya suami dan anak-anak seleranya enggak ribet jadi emaknya ini gak terlalu repot. Hehehe.

Resep sambal saya :

2 buah tomat
16 bawang merah
8 bawang putih
20 cabe merah
10 cabe rawit ( tadi saya kehabisan rawit, jadi cabe merahnya dipakai 30 buah )

Cara membuat :
1. Blender semua bahan dengan menambahkan sedikit air
2. Panaskan minyak goreng secukupnya dan masukkan semua bahan
3. Ketika warnanya sudah lebih merah tambahkan 1 sdt garam, 1 sdm gula dan seujung sendok penyedap
4. Masak sampai matang.


Saturday, January 26, 2019

Es Krim Jagung

Anak-anak saya sangat suka makan es krim. Seringnya beli di toko dekat rumah. Kemarin di kulkas ada sisa jagung satu buah, jadi saya terpikir untuk bikin es krim jagung untuk mereka. Berbekal cuma bahan-bahan yang ada di kulkas, Alhamdulillah akhirnya jadi juga.


Jagung yang sudah diserut dari tungkulnya dimasukkan ke blender ditambah setengah kaleng susu dan air sampai penuh. Setelah diblender dan agak dingin dimasukkan ke cetakan es krim dan dibekukan.


Saya buat dua versi. Satu dimasukkan ke cetakan es krim satunya lagi di mangkuk biasa. Untuk yang di mangkuk biasa, setelah es krimnya beku, dikeluarkan dari cetakan dan diblender lagi, kemudian dibekukan lagi agar teksturnya jadi creamy Dan bisa disendokkan.

Jika anda tidak suka bau amis telur atau susu, telurnya bisa diskip dan boleh ditambah vanili, daun pandan atau santan. Tapi, karena anak saya suka rasa plain susu, bagi mereka begini saja sudah cukup.

Thursday, January 24, 2019

Menjahit Pakaian Sendiri

Almh. Mama saya dulu adalah seorang penjahit. Jadi, di masa kecil saya terbiasa melihat tumpukan kain pesanan orang yang akan dijahit mama. Tumpukan kain itu banyak sekali, terutama menjelang lebaran. Tapi dulu, saya tidak mau belajar menjahit pada mama. Pernah sekali waktu mamah mengajari meng-sum baju, yaitu menjahit ujung baju yang sudah diobras pinggirnya, tapi saya bukan orang yg sabar dan rapi pekerjaannya waktu itu. Pernah juga mama mengajari meng-obras baju, adik saya bisa tapi saya tidak, ya karena itu juga. Saya orang yang tidak sabaran dan mudah putus asa.

Tapi itu dulu. Setelah punya anak tiga gini, apa sih yang gak bisa dilakukan emak-emak. Hahha. Dari benerin rantai sepeda sampe benerin mesin cuci akhirnya jadi bisa. Hihihi.

Jadi, sekitar 3 tahun yang lalu, ibu mertua saya meninggal dunia, dan kami mewarisi cukup banyak bahan pakaian yang belum dijahit. Almh. Ibu mertua dulu memang suka beli sesuatu yang dilihatnya bagus. Dan ibu mertua itu orangnya memang modis. Setelah melihat banyaknya kain bagus begini, saya jadi menyesal dulu gk belajar menjahit yang serius sama mama, soalnya kan kalo dibawa ke penjahit ongkosnya lumayan, sama aja beli pakaian jadi. Tapi, sukurlah sekarang teknologi memungkinkan kita mempelajari apapun jika kita mau. Saya pun buka-buka youtube dan belajar menjahit dari situ.

Walau suami sempat underestimate gitu, yah saya harus buktikan dong, kalau "man jadda wa jada".

Dan inilah beberapa pakaian yang saya buat. Dan saya menjahitnya tanpa mesin jahit loh, alias dengan tangan. Alhamdulillah.



Tuesday, July 10, 2018

Bertanam di Atap Rumah

Keinginan saya yang sedang saya usahakan adalah, punya tanaman sayur atau buah-buahan di halaman sendiri, jadi semuanya bisa dinikmati lebih segar dan juga gratis. Hehehe. Tapi, semua itu tentu perlu usaha, apalagi di rumah mertua saya ini, lahan yang bisa ditanami cuma sedikit.


Halaman depan rumah cuma berukuran sekitar 3 x 2 m. Dan sedikit ruangan di samping rumah berukuran 1 m, yang saya manfaatkan untuk menjemur pakaian. Ada juga sedikit lahan di atap beton rumah, yang dulu dimanfaatkan almh. Ibu mertua sebagai tempat menjemur, tapi saya tidak mau menjemur di atas, karena capek mengangkatnya. Di atas atap ini juga ditanam ibu mertua beberapa bunga Bangkok yang walaupun tidak dirawat tapi tumbuhnya subur sekali.


Ada juga beberapa tanaman kaktus yang tumbuh sendiri.



Sekarang saya berencana membersihkan lahan di atap ini untuk saya tanami beberapa tanaman biar terlihat lebih indah dipandang. Namun, semua ini baru bisa dikerjakan pelan-pelan, karena saya juga harus mengurus keluarga dan kerjaan rumah yang gak ada habisnya itu. Insya Allah semuanya bisa berhasil.

Monday, July 9, 2018

Memetik Lidah Buaya

Pagi ini cukup menyenangkan. Tadi malam hujan deras sampai pagi, sehingga pagi ini terasa sejuk sekali. Saya menikmati pagi, dengan minum kopi dan ngemil sisa kue lebaran sambil melihat ke halaman. 'Me Time' bagi saya, karena seisi rumah belum bangun, dan rasanya nikmat sekali. Saya sudah memasak air, mengganti isi termos air panas, cuci piring. Saya duduk sendiri disini diiringi irama lembut mesin cuci yang sedang mencuci pakaian kami. Mata saya tertuju pada tanaman lidah buaya kami, dan saya rasa kini daunnya sudah cukup besar untuk saya potong satu.

Sunday, July 8, 2018

Lidah Buaya

Anak saya yang nomor dua namanya Fatimah, kulitnya sering gatal-gatal. Dan ada banyak bekas luka di kakinya. Sebagai orangtua, saya dan suami sudah coba banyak jenis obat, krim, minyak, obat minum dll. Sudah juga dibawa ke dokter, dan dibilang bahwa dia alergi. Saya sudah mengurangi konsumsi ikan, ayam, udang, bahkan saya pernah membuatnya jadi vegetarian, tapi hasilnya juga tidak berlangsung lama, sering kambuh lagi. Setelah searching sana-sini, saya akhirnya pakaikan dia gel Aloe Vera yang Alhamdulillah cukup berhasil. Cuma, harganya memang lumayan, sepadanlah sama hasilnya. Kemudian saya terpikir untuk menanam lidah buaya, mungkin saja gelnya bisa juga dipakai untuk kulit dan lebih alami dari pada gel yang sudah dikemas di pabrik.

Sengaja ditanam di pot yang lebar, mudah-mudahan banyak tumbuh anakannya
Disinilah keberadaan tanaman lidah buaya di halaman kami, di antara tanaman bambu dan bunga kertas

Masih ada sisa tanah dan beberapa pot kosong. Masih mikir-mikir, habis ini nanam apa lagi

Sudah dulu ya tulisan tentang lidah buayanya. Saya mau nyetrika dulu. Setrikaan sudah menggunung.
Terima kasih sudah mampir.